![]() |
BerharganyaIlmudanPemilikIlmu (pixabay) |
Niswah.net — Ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga. Tak heran, sang pemilik ilmu pun menjadi orang yang memiliki banyak keutamaan. Bahkan, saat masih mencari saja sudah mendapat keutamaan tersebut.
Ada banyak sekali hadits dan atsar terkait betapa bernilainya ilmu dan pemiliknya. Di antaranya adalah atsar-atsar yang disebutkan dalam kitab Mizanul Muslim, karya Abu Ammar dan Abu Fatiah Al Adnani berikut ini:
1. Dunia ini terlaknat dan terlaknat pula penghuninya kecuali orang yang mempelajari kebaikan atau mengajarkannya. (Ka'ab Al-Ahbar)
2. Kebaikan adalah bagi orang yang berilmu dan orang yang belajar, sedang yang berada di antara keduanya (tidak belajar dan tidak mengajar), maka ia adalah orang hina yang tidak mempunyai kebaikan. (Khalid bin Ma'dan)
3. Belajarlah kamu sekalian, sebelum ilmu itu dicabut! Sesungguhnya ilmu itu akan dicabut bersamaan dengan meninggalnya para ulama, orang yang berilmu dan yang mempelajarinya memiliki pahala yang sama. (Abu Darda)
4. Barang siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka antara dia dengan para nabi adalah sama, satu di surga. (Al-Hasan Al-Bashri)
5. Orang (mukmin yang) berilmu mempunyai derajat sebanyak 700 derajat di atas derajat orang mukmin. Jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya sejauh perjalanan 500 tahun. (Ibnu Mas'ud)
6. Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus di lautan. (Ibnu Abbas)
7. Jika tidak ada orang yang berilmu, niscaya manusia laksana binatang. (Al-Hasan)
8. Pelajarilah ilmu, mempelajarinya karena mengharap wajah Allah itu mencerminkan rasa khasyyah. Mencari ilmu adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarkannya untuk keluarga adalah taqarrub. Ilmu adalah pendamping di saat sendirian dan teman karib di saat kesepian. (Mu'adz bin Jabbal)
9. Orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu berserikat dalam kebaikan. Selebihnya adalah manusia bodoh yang pada mereka tidak terdapat kebaikan. (Abu Darda)
Kelebihan Ilmu atas Harta
Secara khusus, dalam Mizanul Muslim juga disebutkan bahwa Al-Allamah Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan kelebihan ilmu atas harta secara rinci.
Ilmu adalah warisan nabi. Harta adalah warisan para raja dan orang kaya. Ilmu menjaga pemiliknya sedangkan harta harus dijaga oleh pemiliknya. Ilmu mengendalikan harta sedangkan harta dikendalikan oleh ilmu. Dengan demikian, ilmu memerintah. Sedang harta diperintah. Ilmu selalu bertambah jika didermakan dan diajarkan kepada orang lain. Sedangkan harta akan hilang percuma jika dibelanjakan, kecuali shadaqah.
Ilmu senantiasa menemani pemiliknya hingga ke liang kubur. Harta akan memisahkan diri dari pemiliknya sesudah kematiannya, kecuali shadaqah jariyah. Harta dapat diperoleh setiap orang, baik kafir maupun muslim, durhaka ataupun shalih. Sedangkan ilmu yang bermanfaat, tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin.
Para raja dan lainnya membutuhkan orang yang berilmu. Orang miskin dan kekurangan memerlukan pemilik harta. Pemilik harta bisa saja menjadi fakir antara siang dan malam hari. Ilmu tidak dikhawatirkan kemusnahannya, kecuali jika pemiliknya menyia-nyiakan.
Harta kadang kala menjadi sebab kebinasaan pemiliknya. Banyak orang yang kaya diculik karena hartanya. Ilmu adalah kehidupan bagi pemiliknya meskipun sudah wafat. Kebahagiaan karena ilmu bersifat abadi. Kebahagiaan harta bersifat sementara dan suatu saat akan binasa.
Orang yang berilmu kadar dan nilainya ada pada dirinya. Orang kaya nilainya terdapat pada hartanya. Orang kaya dengan hartanya mengajak orang lain untuk mengejar dunia. Orang yang berilmu mengajak orang lain untuk menuju akhirat.
Sumber: Abu Ammar & Abu Fatiah Al Adnani. 2010. Mizanul Muslim. Jilid 1. Sukoharjo: Cordova Mediatama.
Sara Hagar
@srahaga