Muslimah Harus Sukses

Niswah.net
0

 

Muslimah harus sukses-niswah (pixabay)


Niswah.net — Manusia diberi Allah kehendak untuk memilih. Setiap orang memiliki pilihan atas hidupnya masing-masing. Namun, untuk menentukan sebuah pilihan, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. 


Karena itu, Allah karuniakan akal sehat dan hati nurani pada manusia yang berfungsi untuk berpikir dan melakukan pertimbangan. Sehingga, seseorang mampu memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh bagaimana ia memilah berbagai pilihan dan memutuskannya.


Allah menurunkan petunjuk berupa syariat yang menjadi pedoman kebaikan dunia akhirat. Aturan dalam syariat adalah pilihan hidup hamba Allah. Dengan demikian, “kebaikan vs keburukan” menjadi jelas dengan standar syariat Allah. 


Eksistensi seorang muslimah di muka bumi ini, harus dilandasi kesadaran akan kandungan makna di baliknya. Dia paham tentang hakikat: siapa dirinya, apa tujuan hidup dan rencananya, apa yang dilakukan dan tidak dilakukan, siapa yang ia cintai, takuti, dan teladani, dan sebagainya.


Pilihan untuk sukses bagi seorang hamba Allah juga ada standarnya. Kesuksesan yang diraih dengan keimanan, keseriusan dan kesungguhan, berlandaskan kelurusan tujuan.


Ukuran Sukses

Kesuksesan di dunia biasanya diukur dari hal-hal yang bersifat fisik dan materi. Tampilan diri yang glow up ‘n stylish, cerdas dan berprestasi, pasangan good looking, jabatan dan karir moncer, rumah dan kendaraan berkelas, dan sebagainya. 


Dalam sejarah, tercatat simbol-simbol kesuksesan. Fir'aun sebagai simbol kekuasaan. Haman adalah simbol intelektualitas. Qarun adalah simbol kekayaan. Namun, ketiganya justru dibinasakan oleh Allah, lalu dijadikan simbol keburukan dan kekufuran.


Karena itulah, penting untuk cermat mengambil hikmah dari sejarah kesuksesan ketiga icon kekufuran tersebut. Sebagai hamba Allah, harus paham betul tentang apa dan bagaimana ukuran sukses sesuai standar Allah.  


Sukses Dunia Akhirat

Orientasi suksesnya seorang muslimah adalah sukses dunia akhirat. Maknanya, mendapatkan kebaikan di dunia, serta kebaikan di akhirat. Persis sebagaimana doa sapu jagad yang biasa kita panjatkan. 


“Doa yang sering diucapkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam adalah ‘Allahumma aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar’ (artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia serta kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa Neraka).”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Muslimah harus sukses-niswah (pixabay)


Terkait doa tersebut Syaikh Utsaimin berkata, “Doa (sapu jagad) ini merupakan doa yang paling singkat dan padat maknanya, karena mengandung makna yang lengkap dan menyeluruh.” (Syarh Riyadhus Shalihin)


Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 201:


وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”


Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang ayat tersebut, “Termasuk dalam kebaikan yang diminta di dunia ialah apa saja yang baik bagi seorang hamba, seperti: rezeki yang lapang lagi halal, istri shalihah, anak keturunan yang menyejukkan mata, bisa beristirahat dengan tenang, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, dan selainnya dari hal-hal mubah yang disukai jiwa.


Sedangkan yang termasuk kebaikan di negeri akhirat ialah selamat dari berbagai siksaan di alam kubur, padang mahsyar dan neraka, memperoleh keridhaan dari Allah, sukses dengan mendapatkan kenikmatan abadi (di dalam surga), serta kedudukan yang tinggi dan dekat dengan Allah, Tuhan yang Maha Penyayang.


Doa ini menjadi doa yang paling ringkas dan padat maknanya, serta paling pantas untuk sering dibaca. Oleh karenanya, Nabi shallallahu alaihi wasallam sering membaca doa sapu jagad ini dan menganjurkan (umatnya) agar senantiasa membacanya.” (Tafsir As-Sa'di) 


Sukses dunia akhirat bukan berarti seimbang mengejar keduanya, fifty fifty. Dalam QS. Qashash ayat 77, Allah berfirman yang artinya, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia....”

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hendaklah seseorang menggunakan nikmat dunia yang Allah berikan untuk menggapai kehidupan akhirat yaitu surga. Seorang mukmin hendaklah memanfaatkan dunianya untuk hal yang bermanfaat bagi akhiratnya. Jadi ia bukan mencari dunia dalam rangka sombong dan angkuh.” (Al-Jaami’ li Ahkamil Qur’an)


Kesuksesan akhirat adalah prioritas utama. Mengejar akhirat, tetapi tidak meninggalkan dunia sama sekali. Ada bagian dunia yang tidak boleh dilupakan, meski sibuk menggapai afterlife. Bagaimana kita di dunia, menjadi salah satu faktor penentu suksesnya akhirat. Sukses di dunia maknanya menjadikan setiap kenikmatan dan potensi yang Allah berikan sebagai peluang untuk beramal shalih dan meraih ridha-Nya.


“Gunakanlah yang telah Allah anugerahkan untukmu dari harta dan nikmat yang besar untuk taat pada Rabb-mu, serta membuat dirimu semakin dekat pada Allah dengan berbagai macam ketaatan. Dengan ini semua, engkau dapat menggapai pahala di kehidupan akhirat.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim).


Sara Hagar

@srahaga


#muslimahsukses #prioritasutamamuslimah #prioritasuatamawanita #akhirat #Muslimahsuksesduniaakhirat

Post a Comment

0 Comments

Post a Comment (0)
3/related/default