![]() |
Adab terhadap Allah, niswah.net (pict: pixabay) |
Niswah.net -Bicara adab maka akan membahas hal yang paling penting dalam kehidupan. Tidaklah Rasulullah diutus kecuali untuk menyempurnakan adab/akhlak, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.
(HR. Ahmad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad no. 273. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad)
Membahas masalah adab maka yang akan terlintas dari kita adalah kepada guru, teman dan sesama manusia. Padahal ada yang lebih utama dan harus kita ilmui yaitu adab terhadap Allah. Apabila seseorang memiliki adab yang baik kepada sesama manusia tetapi tidak beradab kepada Allah maka sungguh dia belum bisa dikatakan sebagai orang yang beradab baik.
Salah satu akhlak yang luhur itu adalah seorang hamba berakhlak luhur kepada Rabb yang telah menciptakannya. Beradab yang baik kepada Allah adalah prioritas yang harus diutamakan dalam kehidupan. Adab terhadap Allah, yaitu:
1. Mensyukuri segala bentuk nikmat yang Allah berikan
Sesungguhnya kenikmatan yang Allah berikan tidak akan mampu kita menghitungnya. Sekecil apapun nikmat yang dirasakan maka semua datangnya dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
"Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah (datangnya) ....”
[QS. an-Nahl/16:53]
Contoh kecil yaitu ketika seseorang mampu untuk mengeluarkan BAB dan BAK dengan mudah maka itu juga merupakan kenikmatan yang tidak bisa dinilai harganya. Penulis teringat kisah salah seorang ibu yang mendapati anaknya tidak bisa BAB dalam waktu yang lama. Sehingga sang anak dirawat di rumah sakit dan atas izin Allah bisa BAB kembali. Spontan sang ibu langsung mengucapkan, Alhamdulillah. Padahal, ketika kita setiap hari melakukannya dengan mudah, jarang mengucapkan Alhamdulillah.
Ini sebuah kisah yang memberikan pelajaran penting bahwa BAB dan BAK yang kita lakukan dengan mudah setiap harinya adalah sebuah kenikmatan luar biasa yang Allah berikan. Kita sering kali akan merasa bahwa itu adalah kenikmatan ketika Allah cabut, seperti kisah sang ibu di atas.
Mensyukuri segala kenikmatan yang Allah berikan tidak cukup dengan mengucapkan alhamdulillah semata. Namun harus ada bukti nyata yang dibuktikan dalam amal perbuatan. Kalau sekadar mengucapkan alhamdulillah maka anak kecil pun mampu melakukan. Allah inginkan beradab terhadap-Nya dengan mensyukuri nikmat yang tidak mampu dihitung dengan senantiasa meningkatkan amal shalih.
Bukti syukur kepada Allah atas suatu nikmat dengan bertambah ketaatan kepada-Nya. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, Allah akan menjadikannya semakin taat. Ar-Rabi berkata, Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan karunia. Muqatil berujar, Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan baginya kebaikan di dunia. (Lihat Zaad Al-Masiir, 4:347).
Semoga Allah menganugerahi hati yang mampu bersyukur dan lisan yang senantiasa berdzikir agar diingat-Nya. Sebagaimana firman Allah:
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. Atas semua kenikmatan itu, Allah menyuruh kaum muslim untuk selalu mengingat-Nya.
(QS. Al-Baqarah: 152)
Masih bersambung ....
Ummu Sahla