![]() |
niswah.net |
Niswah.net — Menjadi sosok pasangan yang menyenangkan bagi suami, merupakan bagian dari ibadah istri. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sosok perempuan yang paling baik. Beliau memberikan jawaban dengan menyebut yang pertama adalah, “Yang menyenangkan jika dilihat suami....” (HR. An-Nasa’i 3231)
Tentu saja, bukan lantas Asal Suami Senang. Namun, juga perlu mencermati bahwa menyenangkan suami itu ada batas-batas syar’inya dan tidak boleh keluar dari batasan tersebut. Artinya, ketika istri ingin menuruti, menyenangkan dan menghibur suami, maka ia letakkan dalam perkara yang baik dan tidak melanggar syariat.
Seorang istri tidak diperbolehkan melakukan perbuatan yang diharamkan syariat, dengan alasan taat suami dan menyenangkannya. “Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf”. (HR Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).
Perkara yang ma’ruf didefinisikan oleh Syaikh Nashir As-Sa’di, “Al-ma’ruf artinya perbuatan kebaikan, ketaatan serta semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan akal sehat” (Tafsir As-Sa’di, 1/194-196).
Bagaimana Caranya?
Membuat suami senang, tentu juga menyenangkan bagi istri. Istri mana yang tidak bahagia jika berhasil menjadi penyejuk mata dan hati suaminya. Sungguh manis rasanya, jika bisa membuat suami tersenyum penuh keridhaan dan jatuh hati pada dirinya.
Tentu semua istri yang baik akan berusaha totalitas untuk bisa menyenangkan suami. Berupaya keras agar bisa meraih ridha suaminya. Sebab, ia sadar betapa besar hak seorang suami terhadap istri, sebagaimana Allah tetapkan atas mereka. Keridhaan suami adalah sarana untuk meraih mardhatillah (ridha Allah) dan jannah-Nya.
Penting bagi istri untuk memahami betul, hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai suaminya. Dia sangat tahu kesukaan suami dalam hal visual, pendengaran, dan penciumannya. Begitu juga dalam urusan makan, minum, pakaian, kebiasaan harian, termasuk cara diperlakukan dan dilayani. Seorang istri harus tahu persis, apa yang menyenangkan suaminya dan yang tidak.
Menjadikan suami sebagai sahabat sejati alias soulmate, termasuk langkah untuk bisa menyenangkan hatinya. Sahabat sejati tentunya adalah seorang yang selalu hadir saat susah maupun senang. Selalu berusaha menghibur, menyemangati dan mendukung dalam berbagai fase kehidupan. Tertawa dan menangis bersama. Saling percaya dan setia. Melupakan kepentingan pribadi saat sahabat membutuhkan. Merajut indahnya hakikat persahabatan dan tulusnya hubungan.
Lebih dari itu, suami adalah partner hidup lahir batin. Berdua satu tujuan, bersama berjuang di jalan Allah. Sahabat sejiwa dalam ibadah karena Allah. Terikat dalam mitsaq (perjanjian) atas nama Allah. Bahkan, doa rabithah yang indah especially ditujukan untuk suami belahan jiwa.
Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu berhimpun dalam naungan cinta-Mu, bertemu dalam ketaatan bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam
Ya Rabbi, bimbinglah kami ....
Faktor yang Menarik Hati Suami
Di antara hal-hal yang menarik hati suami adalah dengan ketakwaan. Menahan diri dari perbuatan dosa besar dan kecil. Jika bermaksiat, segera memohon ampunan dan bertaubat. Semakin mendekat kepada Allah, semakin Allah dekatkan seseorang dengan pasangannya.
Setelah itu, bersikap sabar dan penuh kasih sayang terhadap suami. Bertutur dengan manis dan senantiasa menghiasi wajah dengan senyuman. Memperindah diri untuk suami, tanpa abai batasan syar’i. Menenangkan kegelisahannya serta menyediakan diri sebagai tempat berlabuhnya.
Mematuhi perintah dan taat dalam qawwamah (kepemimpinan) suami. Tidak pernah memandang rendah, menjatuhkan harga diri suami, menghormati dan selalu menghargainya. Tanpa memandang status sosial, pendidikan atau materi yang dimilikinya.
Dus, bisa menyenangkan pasangan adalah kebahagiaan tersendiri. Apatah lagi, sejatinya kebahagiaan itu adalah merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah. Jika menyenangkan suami adalah ibadah, maka bahagia karena menyenangkannya adalah bagian dari nikmatnya ibadah.
Sara Hagar
@srahaga